Pembunuh Perempuan Dalam Lemari di Jambi Akhirnya Tertangkap

POTRET BERITA — Akhirnya, Polresta Jambi berhasil menangkap pelaku pembunuhan perempuan bernama Resti Widia (30) yang ditemukan dalam lemari kosan di Kelurahan Pakuan Baru, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.

Tersangka pembunuhan berinisial DS (24) yang ditangkap di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Kamis (3/10) dini hari WIB.

“Sudah kita tetapkan jadi tersangka. Besok kita akan rilis ke publik pelaku pembunuhnya,” ujar Kasat Reskrim Polresta Jambi Kompol Mahara Tua Siregar.

Mahara menjelaskan, DS sempat berupaya kabur. Akan tetapi, tim Polresta Jambi berhasil menangkap pelaku pembunuhan tersebut.

Kini, DS tengah dalam perjalanan dibawa ke Jambi. Untuk motif hingga kronologi pembunuhan sendiri, masih didalami kepolisian.

“Demi mengetahui apakah ada keterlibatan pelaku lainnya, akan kita perdalam lagi,” ucapnya.

Seperti diketahui, sudah ada 12 saksi yang diperiksa polisi dalam penanganan kasus pembunuhan itu.

Korban pembunuhan ini merupakan warga Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan keterangan pemilik kosan, pada Selasa, 24 September 2024, korban masih terlihat.

Namun sehari kemudian, Rabu (25/9) malam, Resti ditemukan tewas di dalam lemari kosannya. Ketika ditemukan, korban dalam kondisi tangan terikat, mulut tersumpal kain, dan terdapat beberapa pakaian menumpuk di tubuhnya.

Tak hanya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, barang berharga milik korban yakni tabungan, dua ponsel, dan kalung diketahui hilang.

Kronologi penemuan mayat dalam lemari

Penemuan jasas korban berawal dari rekannya yang tak bisa menghubungi. Kemudian, rekan korban berinisiatif langsung ke kosan tersebut.

Saat sampai, teman korban melihat terdapat bekas congkelan di pintu kamar yang mana pintu bisa langsung dibuka.

Teman korban pun terkejut melihat jasad yang terikat di dalam lemari. Lalu, teman korban pun melaporkan ke pemilik kosan.

Sementara itu, Ismed (58), ayahanda korban mengaku anaknya sempat menghubungi pihak keluarga. Di mana korban mengaku mendapatkan ancaman.

“Sebelumnya almarhum anak saya ada komunikasi kepada keluarga di Banten, seperti dia ada kena ancam,” ujarnya.