Inilah Bahaya Jika Makan Terburu-buru!
POTRET BERITA — PPKM Level 4 di sebagian besar Pulau Jawa dan Bali sudah resmi diperpanjang. Perpanjangan ini akan dimulai dari tanggal 26 Juli hingga dengan 2 Agustus 2021.
Terdapat salah satu aturan baru yaitu, masyarakat sekarang diperbolehkan untuk dine-in atau makan di tempat. Masyarakat boleh untuk makan di warung makan, kaki lima, hingga lapak terbuka. Syaratnya, masyarakat yang makan di tempat dibatasi waktunya, hanya 20 menit.
Publik lantas mulai bertanya-tanya, mungkinkah untuk makan dengan waktu 20 menit? Apakah tidak terburu-buru ketika makan? Apakah akan berpengaruh ke kesehatan?
Dilansir dari CNNIndonesia, Senin (26/7), dokter spesialis gizi Samuel Oetoro mengatakan, “Sebenarnya enggak ada patokan ideal berapa lama waktu yang dihabiskan seseorang untuk makan, tapi kalau mengunyah terlalu cepat bisa membawa dampak negatif,”
Sebaiknya menghindari makan dengan terburu-buru karena dapat berbahaya dan meningkatkan risiko sejumlah penyakit.
Berikut beberapa bahaya jika makan dengan cepat atau terburu-buru:
1. Tersedak
Salah satu bahaya dari makan dengan terburu-buru adalah tersedak. Ahli kesehatan masyarakat, dokter Tan Shot Yen mengungkapkan bahwa orang yang makan terburu-buru cenderung mengunyah secara cepat sehingga potongan makanan masih terlalu besar.
Seseorang yang makan dengan cepat, akan cenderung lebih banyak menelan langsung makanannya daripada mengunyahnya. Akibatnya, makanan dapat tersangkut di tenggorokan atau membua tersedak. Kondisi ini dapat menutup aliran udara dan dapat membuat seseoarng tidak bisa bernapas.
2. Perut kembung
Dokter Tan Shot Yen mengatakan bahwa saat seseorang makan terlalu cepat maka mulut akan lebih mudah membuka. Hal ini memungkinkan udara untuk ikut masuk bersama dengan makanan dalam waktu singkat.
Akibatnya udara ikut terbawa masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan perut menjadi kembung. Seseorang akan merasa tidak nyaman di perut dikarenakan perasaan kenyang yang ada sekaligus dengan rasa kembung yang bersamaan.
Perut kembung juga ditandai dengan lebih sering serdawa dan kentut, dan juga muncul rasa nyeri di perut.
3. Obesitas
Menurut dokter spesialis gizi Samuel Oetoro, orang yang makan terburu-buru akan mengunyah lebih cepat dan makan lebih banyak dalam satu waktu. Berbeda dengan orang yang makan dengan pelan, akan merasa kenyang lebih cepat dan makan dalam porsi yang lebih sedikit.
Sebuah penelitian mengatakan bahwa seseorang yang makan cepat akan mudah merasa lapar dibandingkan dengan yang makan dengan santai atau pelan. Hal ini dikarenakan makan dengan cepat akan mengganggu hormon usus yang mengatur nafsu makan dan memberikan sinyal kapan tubuh merasa kenyang sehingga orang dengan makan terburu-buru mudah obesitas.
Kondisi ini disebabkan karena sistem pencernaan di perut akan memberikan sinyal rasa kenyang dalam setidaknya 20 menit setelah suapan pertama. Jika makan lebih lambat, tubuh akan mendapat makanan secukupnya dan tetap merasa kenyang setelah 20 menit dari suapan pertama.
“Mengunyah itu harus lama soalnya timbul rasa kenyang setelah 20 menit dari suapan pertama. Jadi kan akan makan lebih sedikit dan enggak jadi kegemukan karena makan banyak,” kata Samuel.
4. Diabetes
Makan terlalu cepat dapat mengakibatkan seseorang menjadi makan lebih banyak dari yang seharusnya. Akibatnya, berat badan menjadi meningkat atau obesitas. Obesitas yang dikarenakan makan dengan cepat akan menyebabkan resistensi insulin. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya risiko terkena penyakit diabetes tipe 2. Makan dengan cepat atau terburu-buru membuat tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif dan menyebabkan diabetes.
Begitu juga dilansir dari Healthline, makan dengan cepat atau terburu-buru dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Alhasil, kadar gula darah menjadi meningkat dan mengakibatkan sindrom metabolik seperti diabetes.
5. Sindrom metabolik
Resistensi insulin berhubungan dengan sindrom metabolik. Sebuah penelitian dari American Heart Association pada 2017 menunjukkan bahwa orang yang makan dengan cepat berisiko tinggi terkena sindrom metabolik yang mengakibatkan penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Sebuah studi yang melibatkan hampir 9.000 orang dengan usia 40 tahun ke atas, mengatakan bahwa seseorang yang makan cepat lebih berisiko terkena kolesterol dan memiliki lingkar pinggang besar dibandingkan mereka yang makan lebih lambat karena resistensi insulin.
6. Gastritis
Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang menggerogoti lapisan perut. Berdasarkan sebuah studi di Korea, dilaporkan bahwa sebagian besar pasien mengalami tanda gastritis karena makan dengan cepat atau terburu-buru. Selain itu, mereka yang makan dengan cepat cenderung akan makan berlebihan dan membuat makanan akan lebih lama berada di dalam perut. Hal ini dapat mengakibatkan lapisan perut terkena asam lambung.
Setiap orang direkomendasikan makan dalam kondisi yang nyaman dan tenang. Kunyah makanan sampai halus agar memudahkan proses pencernaan di dalam perut.
Dengan adanya peraturan waktu makan di tempat selama 20 menit, lebih baik membeli makanan untuk dibawa pulang atau memesan melalui aplikasi online. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, sebaiknya makan di tempat yang aman seperti di rumah untuk menghindari penularan virus corona.